MATA KULIYAH
PROSES BELAJAR MENGAJAR (MKPBM)
MEDIA VISUAL DAN
PENGEMBANGAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATKA
OLEH
KELAS 2012 B
KELOMPOK XI
Imam Arasyid
: 1104120010
Siti Nur
Hayati
: 1104120101
Winda Tri
Yeningsih
: 1104120049
Dosen Pembimbing:
Dr. Heny Sulistyaningrum, M.Pd
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI
RONGGOLAWE
2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
merupakan kata yang indah dan terpuji diucapkan kepada Allah SWT atas
segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan, dan semoga salam dan taslim selalu tercurah ke pada
Nabiyullah Muhammad SAW dengan keluarganya, beserta para sahabatnya
dan para pengikutnya tak akan terhenti hingga akhir zaman.
Terima kasih kami
ucapkan kepada teman-teman atas bantuan dan kerja samanya dalam
penyelesaiaan penyusunan makalah ini. Hormat dan terima kasih kami
kepada Dr. Heny Sulistyaningrum,M.Pd pembina Mata Kuliah Proses
Belajar Mengajar (MKPBM) yang telah banyak memberikan kami
pengajaran terutama dalam hal penyusunan karya ilmiah.
Penyusunan makalah
ini dalam rangka memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Proses Belajar
Mengajar (MKPBM) sebagai media pelatihan dalam mengajar matematika.
Kami sadar dalam makalah ini masih banyak kekurangan. untuk itu,
saran dalam rangka perbaikan isi makalah ini kami sangat dibutuhkan.
Dan akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama kepada
kami.
10 Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA
PENGANTAR.........................................................................
ii
DAFTAR
ISI.........................................................................................
iii
I.
PENDAHULUAN..........................................................................
1
A.
Latar
Belakang..........................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah.....................................................................
3
C.
Tujuan
Masalah.........................................................................
3
II.
PEMBAHASAN.............................................................................
4
A.
Pengertian Media
Visual............................................................
4
B.
Perkembangan Media
Visual......................................................
4
C.
Keuntungan dan Kelemahan Media Visual...............................
7
D.
Contoh Gambar Media
Visual...................................................
9
III.
KESIMPULAN..............................................................................
12
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................
13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam tahun-tahun belakangan ini telah terjadi pergeseran paradigma
dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Menurut
pandangan ini bahwa pengetahuan tidak begitu saja bisa ditransfer
oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan tersebut dikonstruksi
di dalam pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber
belajar bagi siswa (teacher centered), tetapi yang lebih
diharapkan adalah bahwa pembelajaran berpusat pada siswa (student
centered).
Dalam kondisi seperti ini, guru atau pengajar lebih banyak berfungsi
sebagai fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa atau pebelajar
sebaiknya secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar, berupa
lingkungan. Lingkungan yang dimaksud (menurut Arsyad, 2002) adalah
guru itu sendiri, siswa lain, kepala sekolah, petugas perpustakaan,
bahan atau materi ajar (berupa buku, modul, selebaran, majalah,
rekaman video, atau audio, dan yang sejenis), dan berbagai sumber
belajar serta fasilitas (OHP, perekam pita audio dan video, radio,
televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat-pusat sumber
belajar, termasuk alam sekitar).
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut di atas, maka proses belajar
mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari sumber pesan melalui
saluran/media tertentu ke penerima pesan (siswa/pebelajar atau
mungkin juga guru). Penyampaian pesan ini bisa dilakukan melalui
simbol-simbol komunikasi berupa simbol-simbol verbal dan non-verbal
atau visual, yang selanjutya ditafsirkan oleh penerima pesan
(Criticos, 1996).
Adakalanya proses penafsiran tersebut berhasil dan terkadang
mengalami kegagalan. Kegagalan ini bisa saja disebabkan oleh beberapa
faktor, misalnya adanya hambatan psikologis (yang menyangkut
minat, sikap, kepercayaan, inteligensi, dan pengetahuan), hambatan
fisik berupa kelelahan, keterbatasan daya alat indera, dan
kondisi kesehatan penerima pesan. Faktor lain yang juga berpengaruh
adalah hambatan kultural (berupa perbedaan adat istiadat,
norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan), dan
hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh
situasi dan kondisi keadaan sekitar (Sadiman, dkk., 1990).
Untuk mengatasi kemungkinan hambatan-hambatan yang terjadi selama
proses penafsiran dan agar pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif, maka sedapat mungkin dalam penyampaian pesan (isi/materi
ajar) dibantu dengan menggunakan media pembelajaran. Diharapkan
dengan pemanfaatan sumber belajar berupa media pembelajaran, proses
komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih efektif
(Gagne, 1985) dan efisien.
Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha ke arah
pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam
pelaksanaan pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru
(pengajar) diharapkan dapat menggunakan alat atau bahan pendukung
proses pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai alat yang
canggih (sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan
mungkin lebih dari itu, guru diharapkan mampu mengembangkan
keterampilan membuat media pembelajarannya sendiri.
Oleh karena itu, guru (pengajar) harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi
(Hamalik, 1994): (i) media sebagai alat komunikasi agar lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar; (ii) fungsi media dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan; (iii) hubugan antara metode
mengajar dengan media yang digunakan; (iv) nilai atau manfaat media
dalam pengajaran; (v) pemilihan dan penggunaan media pembelajaran;
(vi) berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran;
dan (vii) usaha inovasi dalam pengadaan media pembelajaran. Media
pembelajaran visual telah terbukti lebih efisien dalam melakukan
komunikasi antara pendidik dengan peserta didik.
Dapat kita simpulkan bahwa media pembelajaran
visual (seperti gambar diam, gambar bergerak, televise, objek tiga
dimensi, dll) mempunyai hubungan positif yang cukup tinggi. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran visual merupakan
media pembelajaran yang cukup baik dan efisien.
A.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalahnya :
1.
Apa
pengertian dari media visual?
2. Bagaimana
perkembangan media visual?
3. Apa
kelebihan dan kekurangan dari media visual?
4. Apa
saja contoh-contoh dari media visual?
B.
Tujuan
Masalah
1.
Mengetahui
pengertian dari media visual.
2.
Mengetahui
perkembangan media visual.
3.
Mengetahui
kelebihan dan kelemahan media visual.
4.
Mengetahui
contoh-contoh media visual.
II.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Media Visual
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium”
yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar”
yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.
Pengertian media menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut;
1. AECT: media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan/informasi
2. Gagne: media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang untuk belajar
3. Briggs: media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar
4. NEA: media adalah bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio
visual serta peralatannya.
Kesimpulannya, MEDIA PEMBELAJARAN adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar
terjadi. Sedangkan pengertian visual secara bahasanya yaitu
penglihatan atau mata. Jadi dapat di simpulkan bahwa pengertian dari
media visual adalah bentuk komunikasi yg dapat di lihat oleh mata
atau dengan kata lain image atau perumpamaan.
2.
Perkembangan
Media Visual
Mengapa media pembelajaran visual merupakan
salah satu pilihan yang tepat untuk digunakan dalam proses
pembelajaran? Media pembelajaran visual telah terbukti lebih
efisien dalam melakukan komunikasi antara pendidik dengan peserta
didik.
Dapat kita simpulkan bahwa media pembelajaran visual (seperti
gambar diam, gambar bergerak, televisi, objek tiga dimensi, dll)
mempunyai hubungan positif yang cukup tinggi. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa media pembelajaran visual merupakan media
pembelajaran yang cukup baik dan efisien.
Siapakah yang dapat mengoperasikan media
pembelajaran visual dengan baik dan benar? Sebenarnya,
siapapun bisa mempergunakan media pembelajaran visual dengan baik dan
benar. Namun, dengan catatan orang tersebut telah mengusai cara
penggunaannya dengan benar. Beberapa orang yang bisa mengoperasikan
penggunaan media visual harus memiliki kemauan untuk belajar.
Ada beberapa faktor yang menghambat perkembangan kemampuan seseorang
untuk menggunakan media pembelajan, yaitu:
1. Asumsi bahwa menggunakan media itu repot.
2. Menganggap media itu canggih dan mahal.
3. Tidak bisa menggunakan media yang ada.
4. Asumsi bahwa media itu hiburan, memperkecil
kemungkinan anak tetap konsentrasi terhadap pelajarannya.
5. Tidak tersedianya media pembelajaran visual.
6. Kebiasaan menikmati ceramah/bicara tanpa media
visual.
Jadi, seseorang yang paling tepat untuk menggunakan media
pembelajaran visual adalah seseorang yang tidak memiliki sifat
menghambat seperti yang disebutkan diatas.
Dimanakah media pembelajaran visual dapat
digunakan? Sebelumnya, mari kita lihat beberapa jenis media
pembelajaran visual:
1. Media yang tidak diproyeksikan, diantaranya:
Jenis media ini tidak memerlukan proyektor (alat
proyeksi) untuk melihatnya. Oleh karena itu relatif lebih banyak
digunakan oleh guru-guru.
Secara
garis besar media ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu gambar,
diagram, serta model dan realita.
a) Gambar diam (still
picture)
Adalah
gambar fotografik atau menyerupai foto-grafik yang mewakili/
menggambarkan lokasi/tempat, obyek-obyek tertentu serta benda-benda.
Gambar
diam paling sering digunakan dalam pembelajaran adalah peta, gambar
mengenai obyek-obyek tertentu seperti: gunung, pegunungan, lereng,
lembah serta benda-benda bersejarah dan sebagainya.
b) Media grafis.
Adalah bahan-bahan non fotografik dan bersifat dua
dimensi yang dirancang terutama untuk mengkomunikasikan suatu pesan
kepada audience/murid. Bahan grafis ini umumnya
memuat lambang-lambang verbal dan tanda-tanda visual secara simbolis.
Bahan-bahan grafis ini terdiri dari:
1. Grafik (graphs), berupa
penyajian secara visual data-data numerik, juga dapat menggambarkan
hubungan antara unit-unit data dan arah kecenderungan dalam data
tersebut. Jenis-jenis grafik ini terdiri dari:
a.
grafik batang (bar-graphs),
b.
grafik gambar (pictoral graphs),
c.
grafik lingkaran (circle/pie graphs) dan
d.
grafik garis (line graphs)
2.
Diagram, berupa
pengaturan secara grafis yang menunjuk kepada orang, benda dan
konsep untuk menunjukkan hubungan atau untuk
membantu menjelaskan proses. Misalnya gambaran tentang
proses terjadinya hujan (siklus air).
3.
Chart, berupa bentuk penyajian visual yang
merupakan kombinasi penggunaan simbol dan pictoral (gambar) untuk
memvisualisasikan hubungan antara fakta-fakta atau gagasan-gagasan
kunci dalam urutan yang logis. Jenis-jenis chart ini terdiri
dari:
a.
chart organisasi (organization chart) atau chart ranting/batang,
Bagan Organisasi adalah organization
chart yaitu bagan yang
memperlihatkan adanya saling keterkaitan berbagai posisi
pada suatu organisasi dalam pengertian wewenang dan tanggung
jawabnya; pada dasarnya terdapat tiga pola organisasi, yaitu
organisasi lini, organisasi fungsional, dan organisasi lini
dan staff .
b.
chart klasifikasi (classification chart),
Chart yang memuat
klasifikasi atau kategorisasi sesuatu, kejadian atau spesies
tertentu, misalnya segitiga bertingkat rantai makanan.
c.
chart garis waktu (time line),
Chart yang memuat
hubungan kronologis antara beberapa peristiwa misalnya
perkembangan alat transportasi dari tahun ke tahun.
d.
chart tabular (tabular charts) dan
Chart yang memuat angka
atau data misalnya tabel keberangkatan bis kota .
e.
chart arus (flowchart/process chart)
Chart yang memuat sebuah
sekuansa, sebuah prosedur atau sebuah proses misalnya bagan proses
perkembangbiakan manusia.
4.
Poster, berupa suatu kombinasi visual yang terdiri dari garis, warna
dan kata-kata yang dimaksudkan untuk menangkap
perhatian dari kejauhan dalam rangka mengkomunikasikan
suatu pesan pendek. Karena itu poster biasanya dicetak dengan
desain gambar-gambar yang jelas, pada suatu permukaan yang dapat
menangkap perhatian orang yang lewat secara sekilas.
- Kartun, berupa suatu gambar karikatur yang menyindir atau memperolokkan orang atau keadaan. Biasanya kartun digunakan untuk mempengaruhi pendapat umum dan sekaligus disajikan juga sebagai hiburan.
c) Model dan realita
Model merupakan representasi tiga dimensi dari
benda/obyek yang sesungguhnya. Jadi merupakan tiruan dalam ukuran
yang lebih kecil, sama atau lebih besar dengan benda/onyek yang
diwakilinya. Model juga bisa membuat detail yang lengkap atau
sederhana saja untuk tujuan pembelajaran. Realita (model dan benda
yang sesungguhnya seperti uang logam, tumbuh-tumbuhan, alat-alat,
binatang dsb) umumnya tidak dianggap sebagai visual karena istilah
visual mengandung makna representasi (mewakili suatu benda/obyek dan
bukan benda itu sendiri.
Media
semacam ini banyak dipakai di sekolah seperti: model gunung api,
model candi, s pesimen batuan, binatang dan tumbuhan, model aliran
sungai, model patahan, lipatan, dsb. Globe juga merupakan model dari
bola bumi dalam ukuran yang diperkecil.
2. Media proyeksi, diantaranya;
Adalah jenis media yang terdiri dari gambar diam yang
diproyeksikan ke layar. Biasanya proyeksi ini diperoleh melalui
penyinaran yang kuat terhadap film yang transparan (tembus cahaya),
memperbesar gambar melalui serangkaian lensa, kemudian memproyeksikan
gambar tersebut ke layar.
Contohnya
OHP, slide (film bingkai), film strip (film rangkai).
Dalam
hubungannya ni dapat dimasukkan juga proyeksi bahan tidak tembus
cahaya
(opaque-proyektor).
a. Overhead Proyektor (OHP)
Adalah
jenis alat proyeksi dimana jalan sinar proyeksinya berada di atas
kepala si pengajar. Gambar, tulisan, ilustrasi dan sebagainya dibuat
diatas transparansi (sellofan) sehingga dapat ditembus cahaya. Dengan
media ini guru dapat menggambarkan atau menulis langsung pada
sellofan dengan posisi tetap menghadap kepada siswa.
b. Slide (film bingkai)
b. Slide (film bingkai)
Adalah
gambar atau “image” transparan yang diberi bingkai sehingga
dikenal juga dengan film bingkai dan diproyeksikan dengan cahaya
(shining lights) melalui sebuah proyektor. Biasanya slide ini
memiliki ukuran 2X2 atau 31/2X4 inchi. Slide dapat ditampilkan satu
persatu, tergantung keinginan.
Adapun
slide yang urutannya sudah diatur sedemikian rupa dan diberi
suara/narasi, sehingga dikenal dengan nama slide suara (sound-slide).
Presentasi slide atau sound-slide ini sepenuhnya berada di bawah
kontrol guru, sehingga kecepatan serta frekuensi putarnya dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan.
c. Film
strip (film rangkai)
Pada
dasarnya film strip ini sama dengan slide. Perbedaannya yang prinsip,
kalau slide menyajikan gambarnya secara terpisah satu persatu sedang
pada film strip gambar itu tidak terpisah tetapi sudah tersusun
secara teratur berdasarkan sequence-nya. Jadi secara singkat dapat
dikatakan bahwa slide yang tidak terputus-putus itulah yang disebut
film strip. Seperti halnya slide, maka film strip ini dapat disajikan
dalam bentuk bisu (tanpa suara) atau dengan suara (sound-film strip)
d. Opaque Projector
Disebut
demikian karena yang diproyeksikan adalah bahan-bahan opaq.
Sebenarnya seperti foto, gambar-gambar, tulisan, lukisan serta
benda-benda tiga dimensi seperti mata uang, model, dan sebagainya
dapat langsung diproyeksikan.
Media pembelajaran visual baiknya digunakan di tempat yang tepat,
sesuai dengan jenis medianya. Misalnya, media yang tidak
diproyeksikan dapat dilakukan di luar kelas. Hal itu memungkinkan
untuk media pembelajaran visual yang berupa benda nyata dan media
grafis. Dalam penggunaan media pembelajaran visual berbentuk benda
nyata misalnya, dalam pelajaran biologi kita dapat menggunakan
tumbuhan di luar kelas sebagai media pembelajaran visual. Media
grafis dan modelpun bisa digunakan di luar kelas, apabila media
tersebut memungkinkan untuk digunakan di luar kelas.
Sedangkan untuk media pembelajaran yang diproyeksikan, tempat yang
tepat adalah di dalam kelas. Mengingat kebutuhannya akan alat-alat
yang cukup berat, dan dibutuhkannya aliran listrik, tentu penggunaan
media pembelajaran visual yang diproyeksikan ini lebih baik digunakan
di dalam kelas.
Kapankah media pembelajaran visual dapat
digunakan? Melihat berbagai macam jenis media visual, dapat
kita simpulkan bahwa media pembelajaran visual dapat digunakan kapan
saja saat dibutuhkan. Para pendidik dapat menyesuaikan jenis media
visual apa yang dibutuhkan, dan disesuaikan dengan tempat kegiatan
belajar mengajar; apakah di dalam atau di luar ruangan.
3. Keuntungan
dan Kelemahan Media Visual
Keuntungan penggunaan media pembelajaran:
1. Menarik
Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap
melalui media penglihatan (media visual), terutama media visual yang
menarik, dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami
pelajaran yang disampaikan.
Salah satu keuntungan penggunaan media pembelajaran visual adalah,
bentuknya dapat dibuat semenarik mungkin, agar anak tertarik untuk
mempelajarinya. Misalnya dalam media jenis gambar atau proyeksi,
media tersebut dapat dibuat dengan menambahkan animasi yang eye
catching, warna yang membangkitkan semangat, dan lain-lain. Sedangkan
untuk Media yang berupa model, dapat diwarnai dan dibentuk semirip
mungkin dengan yang asli sehingga mudah diingat.
2. Lebih mudah diingat
Seperti yang telah dibahas diatas, bentuk nyata, gambar, atau gambar
bergerak akan lebih mudah diingat oleh para peserta didik. Apabila
dibandingkan dengan media pembelajaran yang hanya berupa text book,
para peserta didik akan sedikit kesulitan untuk mengingatnya.
3. Variatif
Karena jenisnya yang beragam, pendidik dapat menggunakan semua jenis
media visual yang ada. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang
variatif, dan tidak membosankan bagi para peserta didiknya.
Misalnya saja, dalam pelajaran matematika saat membahas tentang
subbab bangun ruang, guru dapat menggunakan semua media pembelajaran,
mulai dari gambar (yang mungkin berupa poster, hasil gambar pendidik
sendiri, dan lain-lain), benda nyata (dengan membawa barang yang
berbentuk bangun ruang), atau dengan membuat video gambar bergerak
tentang bangun ruang.
4. Dapat melibatkan anak untuk menggunakannya
Maksudnya disini, apabila media pembelajaran visual yang digunakan
adalah media pembelajaran non proyeksi, para peserta didik dapat
dengan langsung menyentuh dan belajar menerangkannya juga.
Misalnya, saat mempelajari anatomi tubuh dalam pelajaran biologi,
peserta didik dapat diminta maju kedepan, melihat model anatomi lebih
dekat, dan diminta untuk menunjukan satu bagian yang diminta oleh
pendidiknya.
Kelemahan menggunakan pembelajaran media
visual:
1. Sulit dibawa-bawa
Beberapa media pembelajaran visual yang memiliki ukuran besar cukup
menyulitkan untuk dibawa kesana-kemari. Begitu pula untuk menyajikan
media pembelajaran visual yang diproyeksikan, tentu membutuhkan
banyak benda-benda penunjang yang cukup merepotkan untuk selalu
dibawa-bawa
2. Membutuhkan listrik
Untuk media pembelajaran visual yang diproyeksikan, harus membutuhkan
listrik. Hal ini cukup merepotkan apabila terjadi gangguan di sumber
listrik, dan cukup membahayakan apabila tidak digunakan dengan
hati-hati.
3. Apabila dipakai oleh murid-murid, kemungkinan
cepat rusak
Salah satu keuntungan dari media pembelajaran visual adalah dapat
digunakan juga oleh peserta didik. Namun, dari keuntungan ini, muncul
kerugian juga, karena apabila digunakan dengan banyak orang, media
yang digunakan dapat menjadi cepat rusak.
KESIMPULAN
Media
visual merupakan media pembelajaran yang memberikan bentuk komunikasi
yangdapat di lihat leh mata atau dengan kata lain image atau
perumpamaan sehingga pembelajaran dengan mudah di transformasikan
kepada peserta didik. Media visual mempunyai kelebihan dan kekurangan
yaitu:
1.
Keuntungan
media visual:
a.
Menarik
b.
Lebih
mudah diingat
c.
Variatif
d.
Dapat
melibatkan anak untuk menggunakannya
2.
Kelemahan
media visual:
a.
Sulit
dibawa-bawa
b.
Membutuhkan
listrik
c.
Apabila
dipakai oleh murid-murid, kemungkinan cepat rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar.2002.Media Pembelajaran (edisi 1).Jakarta: PT Raja
Gravindo Persada.
Arsyad, Azhar.2011. Media Pembelajaran (edisi 11).Jakarta: PT Raja
Gravindo Persada.
Juliantara, Ketut.http://wildfir.gigya.com diakses pada Senin, 25
Februari 2013; 12:30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar